Sayang yang telat dirasakan
Beberapa hari lalu, aku berdiskusi dengan kakak ku mengenai luka pengasuhan yang tidak boleh di turunkan kembali ke anak.. dan beberapa kejadian dan sikap preventif maupun ***if dilakukan oleh kakak dan masyaa Allah yaa, mereka saling mengerti dan saling menguatkan ketika salah satu dari mereka teringat atau secara tak sadar berlaku kembali kepada anaknya sendiri mengenai apa yg pernah dirasakannya dlu. "dlu mamah kan gini, " "dulu aku gaboleh klo ini" "dlu mamah langsung ini klo aku ini". Ketika sudah terlontar kata kata tersebut, ohh, sang suami ataupun istri langsung menyadari bahwa hal tsb merupakan luka pengasuhan yang sedang ternostalgia dan hampir diterapkan kembali ke anaknya. Aku juga pernah membaca berkaitan dengan hal ini pada sebuah instagram yang membahas mengenai parenting dan disitu beliau bilang bahwa siklus ini harus kita yang putus. oke. fine. sampai situ aku rasa kita semua udah bisa paham mengapa aku bisa cerita spt itu? karena sebenarn...